MY FIRST
RAMADHAN
“Huh…dingin sekali…salju turun terus…”
ucapku.
“Nih secangkir coklat panas..” tawar Jane
padaku.
“Terimah kasih…nikmatnya….”
jawabku.
Kita bercakap-cakap di depan cerobong asap
sambil menghangatkan badan,di living kost tepatnya di jalan Rossella blok E
United Kingdom. Aku adalah Alice Muchtar mahasiswa Oxford University dari
Indonesia,selama 7 tahun aku menempuh pendidikan di UK hari ini adalah hari
yang paling membahagiakan bagiku walaupun hari ihi dingin sekali karena tepat
pukul 07.00 waktu setempat besok, aku akan kembali ketanah air untuk melakukan tugas peraktekku yang
merupakan persyaratan resmi dari fakultas kedokteran sebelum diwisuda.Aku
mengajukan pada pihak universitas untuk praktek di Indonesia,dan pihak
universitas menyetujuinya.Pihak universitas menyerahkan sepenuhnya kepadaku mau
mengabdi di lembaga apa, asalkan nanti ada surat resminya dari pihak lembaga.
Pamflet besar bertuliskan “WELCOME TO
INDONESIA” di depan bandara Juanda menyambutku ,tak terasa selama 7 tahun aku
meninggalkan tanah air akhirnya aku dapat pulang ke tanah kelahiranku yaitu kota Gresik Berhias Iman.Mobil taxi
berhenti di depan rumah yang tak begitu besar namun luas,di depanya ada seorang
wanita tua berambut pendek,dia adalah mamaku tersayang.
“Mama………..” teriakku sambil berlari ke
arahnya dan memeluknya dengan pelukan sangat erat untuk melepas rindu.
“Tuhaaaaaan akhirnya anakku pulang juga…terima
kasih tuhaan,Alice kamu kok kurusan nak?” tanya mama dengan tetesan air matanya
yang begitu tulus.
“Iya ma…gak papa ini perjuanganku mama,
diluar sana untuk mencari ilmu…” jawabku ikut menangis karena sudah lama tidak
bertemu dengan mama.
Setelah temu kangen dengan mama,aku
langsung istirahat di kamar pinkku karena sangat lelah sehabis menempuh
perjalanan yang jauh dari UK ke
Singapura lalu ke Indonesia.
Mentari
menampakan dirinya ditemani suara merdu kicauan burung-burung.Hari ini aku akan
mengurus data-data di Surabaya,guna masa praktekku.Dan aku mengambil praktek di
sebuah lembaga pendidikan keislaman dengan tujuan untuk mencari pengalaman baru
dengan orang-orang yang berbeda kepercayaan denganku.Pondok pesantren
Al-Mujahid nama lembaga itu, yang terletak tak jauh dari Bengawan Solo berada
di Kecamatan Dukun dan satu kabupaten denganku.
“Ma…” panggilku.
“Ada apa lis…’ jawab mama sambil
mempersipkan makan malam.
“Sehabis mengurus data-data tadi untuk
keberangkatanku besok ke pesantren,aku kok jadi ragu ya ma…….” curhatku pada
mama.
“Ragu kenapa?” tanya mama penasaran padaku.
“Ya gitu ma…..aku yang beragama katolik
besok tinggal di mana semua orang di sekitarku adalah muslim,aku jadi ngerasa
minder di tambah bentar lagi memasuki bulan puasa.Rasanya aneh aja,semua orang
berjilbab panjang sedangkan aku tidak…….” ceritaku pada mama.
“Lo itukan pilihan kamu sendiri…mamakan uda
nyaranin kamu untuk ngambil praktek di dinas kesehatan saja ….. kamu nya yang
nggak mau” jawab mama.
“Terus kamu berjilbab aja…kan dari luar
biar terlihat sama dengan mereka…” tambah mama.
“Ah enggak ma…. berarti aku membohongi
mereka semua dong,lebih baik aku tampil apa adanya asalkan sopan,aku yakin
mereka semua pasti menerima aku dengan apa adanya…” jawabku sambil kemas-kemas
pakaian untuk besok.
“Ya sudalah terserah kamu saja….gitu aja
kok repot…ayo makan” jawab mama.
Keesokan harinya
aku berangkat ke pesantren dan kebetulan hari itu adalah awal bulan puasa yang
pastinya semua orang yang ada di pesantren berpuasa tapi aku jelaslah tidak.Sesampai
di pesantren tepat di depan gerbang aku agak canggung semua,tapi rasanya tenang
sekali ketika menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di pesantren dan tak kusangka sambutan mereka sangat rama dan
santun di tambah dengan lingkungan yang
tentram.
Dan uniknya lagi di pesentren itu laki-laki dan perempuan dipisah padahal
setahuku sekolahankan tidak ada yang dipisah.Dan itu membuatku sangat kagum ,baru
menginjakan kaki untuk pertama kalinya aku sudah dibuat kagum dengan keindahan
islam.
Setelah beberapa hari tinggal di pesentren
dan memasuki bulan puasa disana,melihat rutinitas para santri hatiku jadi tergerak untuk ikut kegiatan
mereka,padahal aku sebelumnya sangat malas untuk mengikuti kegiatan yang
membosankan,tapi disini berbeda aku malah jadi bersemangat untuk mengikutinya.
Terutama
yang paling ingin aku ikuti ialah pengajianya, walaupun ketika waktu itu aku
masih seorang non muslim.Tapi mereka tidak menjauhiku malah mereka secara
perlahan-lahan mengajakku untuk selalu ikut kegiatan mereka dan aku pikir
kegiatannya semua positif.Untuk kedua kalinya aku di buat begitu kagum oleh
islam.
“Dug…dug….”suara bedug ditabuh menandakan
adzan akan dikumandangkan.Semua santri berkumpul di ruang makan untuk berbuka
puasa,melihat mereka dengan lahap makan di penuhi dengan suasana kesederhanaan
membuat hatiku terharu,ketika di UK aku tidak pernah menemukan suasana senyaman
ini. Dan berbeda sekali dengan kehidupanku di UK yang selalu glamor.
“Bu Dokter tidak buka puasa….?” tanya salah
seorang santriwati kecil.
“Oww..iyaa…” jawabku bohong,aku merasa malu
pada anak itu diusianya yang masih belia di mampu menjalankan tugas agamanya
dengan baik. Tapi aku seorang non muslim tidak ada kewajiban bagiku untuk
berpuasa.
Aku langsung bergabung dengan mereka yang penuh dengan kesahajaan di bulan nan suci
ini.Setelah itu mereka melaksanakan sholat yang disebut sholat tarawih,dan aku
kembali ke kamar.
Di kamar aku coba mengaca diri,dari
kejadian-kejadian yang aku alami selama di pesantren dan mengenal islam lebih
dekat membuat hatiku bimbang.Semalaman aku tidak bisa tidur dan hatiku
seakan-akan ada yang mengajak untuk mengenal islam lebih dalam lagi.
“Agama apa yang sebenarnya paling
benar..?Dan mengapa di bulan ini aku merasa lebih tenang,lebih bahagia yang
tidak seharusnya aku merasakan ini karena aku bukanlah seorang muslim…?”
tanyaku dalam hati dengan penuh kebingungan,tidak tau perasaan apa ini yang
menghampiriku.
Keesokan harinya,aku menceritakan semua
yang kurasakan pada Bu Ustadzah,setelah mendengarkan ceritakku Bu Ustadz senyum
ke arahku sambil meneteskan air mata.
“Subhanaallah….Allahu akbar….” ucap Bu
Ustadz.
“Kenapa bu…?” tanyaku heran.
“Hidayah Allah sudah datang nak,Allah
menunjukan shirothol mustaqim padamu nak di bulan yang mulia ini,inginkah engkau
masuk islam…dan meninggalkan agamamu?” tanya Bu Ustadzah dengan tetesan air
matanya.
“Maksudnya…Bu Ustadzah kenapa nangis…..?” tanyaku masih kebingungan.
“Kau merasa bahwa agama yang selama ini kau
peluk terasa tidak pas dan mantap dihatimu semenjak kau tau islam selama dua
hari ini dan kau mengalami pergolakan,bimbang dalam hatimu.Rasanya islam adalah
yang benar,bukan begitu?” tanya Bu Ustadzah balik.
“Iya bu…seperti itulah yang aku rasakan……”
jawabku.
“Itulah yang dinamakan hidayah dari
Allah,di bulan yang mulia ini Allah memberikan itu padamu agar kamu menuju
jalan yang lurus,menjadi seorang muslimah…maukah kau anakku?” tanya Bu Ustadzah.
Diriku menarik napas panjang dan air mataku
tak bisa kubendung lagi sambil berkata:” Iya,saya siap menjadi seorang muslim
bu….” .Dan ketika itu hatiku terasa amat tenang.
“Alhamdulillah ya Rob…Alhamdulillah….” jawab
Bu Ustadzah dengan memegang pipiku dan memandangiku dengan penuh kebahagiaan.
Setelah aku bersyahadat dan melakukan
proses-prose menjadi muallaf serta telah menjadi muslimah secara utuh,aku
mengerti kenapa bulan puasa atau ramadhan disebut bulan mulia,karena bulan
mulia ini telah mengantarkanku menuju sebuah kemuliaan menjadi seorang
muslim.
Menjadi seorang muslim membawa perubahan yang sangat besar padaku,mulai
dari jiwaku hingga penampilanku yang sebelumnya bergaya ke-Eropaan yang didominasi
pakaian serba terbuka,sekarang menjadi berjilbab panjang dan sangat tertutup.Hanya
dalam hari yang singkat ini Allah memberikan petunjuk padaku lewat tugas
praktekku dan tak salah aku memilih pesantren ini.
“Alhamdulillah sekarang Bu Dokter sudah
menjadi dokter muslimah…” ujar Fatimah pengasuh pondok putri.
“Iya…Bu dokter kelihatan tambah
cantik….jadi kalah saingan nih” sahut
Zizi santri belia yang mengispirasiku.
“Bisa saja…iya saya juga mohon
bimbingannya…” jawabku.
Aku mulai ikut berpuasa bersama para
santri,rasanya sangat bahagia sekali bisa berpuasa yang sebelumnya aku tidak
pernah menjalankannya.Memang awalnya sangat berat menahan rasa lapar dan
haus,tapi dari situ aku mengerti bagaimana rasanya orang yang tidak makan,orang
yang kelaparan dan semua itu menjadikan aku untuk selalu bersyukur pada Allah
SWT dengan keadaanku sekarang ini.
“Zi…Bu Dokter boleh minta tolong nggak?”
tanyaku pada gadis yang sudah hafal Al-Qur’an itu.
“Boleh…Bu Dokter yang cantik ini mau minta
tolong apa…..?” jawabnya.
“Tolong
ajari Bu Dokter ngaji ya…Bu dokter ingin banget bisa ngaji kayak kamu….?”pintaku
padanya.
“Alhamdulillah….Subhanallah…iya-iya bu aku
mau banget nanti kita juga bisa darusan bersama…” jawab anak itu.
Di bulan yang mulia ini ku ungkapkan
perasaan sangat bahagia sampai tidak bisa kuungkapkan dengan kata-kata,di bulan
yang mulia ini aku bisa menjadi hamba tuhan yang paling mulia di semesta alam
yaitu hamba Allah SWT.
Di bulan yang mulia ini aku mengenal panutan hidup yang
paling mulia yaitu Rosullullah Muhammad SAW,di bulan yang mulia ini kukenal dan
kubaca kitab pegangan hidupku yang paling mulia diantara semua kitab yaitu
Al-Qur’an Al karim.Dan dibulan yang mulia ini aku mendapat hidayah dan menjadi
seorang muslimah,rasa sangat sedih jika ditinggalkan oleh bulan yang mulia ini.Belum
tentu tahun depan aku dapat berjumpa dengannya lagi.Bulan Ramadhan bulan penuh
kemuliaan.
Tak terasa sudah dua minggu aku menjadi
dokter mantan kafir di pesantren ini,kuisi dua minggu terakhir bulan ramadhan
ini selain memeriksa santri-santri juga dengan banyak-banyak beramal dan memperdalam
lebih jauh lagi tentang islam
.
“Assalamualaikum Bu Dokter…” sapa Bu
Ustadzah.
“Waalaikumussalam bu…” jawabku.
“Gimana rasanya menjalankan amal ibadah
dengan puasa di bulan yang mulia ini…?” tanya Bu Ustadzah dengan senyumnya yang
menawan.
“Alhamdulillah bu… senang sekali
lebih-lebih sekarang saya seorang muslimah,rasanya jiwa saya terlahir
kembali…sungguh bulan yang penuh dengan kemuliaanya.Dulu ketika saya UK tidak
pernah tau apa itu puasa dan jujur saja tahun lalu saya tidak berpuasa,sungguh
kebahagiaan yang tak ternilai harganya dapat menjalankan amal kebaikan di bulan
yang suci ini bu……dan bahagia sekali menjadi hama Allah” jawabku.
“Alhamdulillah bu,semoga Allah selalu
melimpahkan berkah kepada kita…..ibu termasuk orang yang beruntung baru
beberapa hari di pesantren sudah mendapat hidayah dari Allah…… ” ujar Bu Ustadzah.
“Amiiiiin….” jawabku lagi.
Tak terasa tinggal menghitung hari
saja,hari kemanangan sudah di depan mata.Perasaanku sangat bahagia dan juga
sangat sedih karena harus meninggalkan bulan yang mulia ini,belum tentu tahun
depan aku bisa berjumpa lagi dengannya,bisa berbuka puasa,sahur dengan para
santri,tadarusan dan sholat tarawih bersama,sungguh nikmat yang tak ternilai
harganya.Setelah lebaran aku izin kepesantren untuk pulang selama beberapa hari
guna mengunjungi mama di rumah.
“Ting…tung…Assalamualaikum…” mencet bel dan
mengucapkan salam.
“Iya sebentar….” jawab mama,sudah tau aku
dari suaranya.
Mama membuka pintu dan…..
“Siapa kamu..?” tanya mama,mama pangling
kepadaku.
“Ini aku ma…Alice…anak mama,masak lupa?...”
jawabku
“Aliceee….” jawab mama terheran-heran
sambil memandangiku.
“Kamu sekarang berjilbab….” tambah mama dan
masih tidak percaya kalau itu adalah aku.
Kami masuk kedalam rumah dan aku
menceritakan semua yang terjadi pada diriku kepada mama selama di pesantren dan
aku juga menyatakan bahwa sekarang aku adalah seorang muslim. Mama hanya diam
saja dan tidak bicara sepatah kata pun,di pikiranku waktu itu mama pasti tidak
setuju.
Tapi selama beberapa hari di rumah,aku tunjukan perubahanku mulai dari
sikapku sampai pakaianku kepada mama dengan tujuan supaya mama tau bahwa
menjadi seorang muslimah itu indah seindah bulan yang membawaku pada
islam.Ketika hari terakhir dirumah, aku
pamitan kepada mama untuk kembali ke pesantren.Dari kemarin mama masih tidak mau bicara sama sekali kepadaku.
“Ma…Alice balik dulu ke pesantren..Assalamualaikum”
pamitku pada mama sambil mencium tangan mama yang sebelumnya aku tidak pernah
mencium tangan mama.Biasanya aku cuma cipika-cipiki saja.Aku membuka pintu dan
membawa barang-barang dengan berat hati karena mama diam saja dengan perubahanku
menjadi seorang muslimah.TIBA-TIBA ……………
“Alice…………..” panggil mama.
Aku menoleh kearah mama
“Mama mau ikut ke pesantren…………” ujar mama.
“Lo…mama kenapa mau ikut alice ke
pesantren?” tanyaku heran.
“Setelah mama lihat perubahanmu semenjak
menjadi muslim,hati mama jadi iri padamu.Rasanya tenang dan indah sekali dapat
memeluk agama islam………..” jelas mama padaku.
Aku hanya bisa menangis memeluk mama dan
tak menyangka mama juga mau memeluk agama islam.Disini Allah menunjukan
hidayah-NYA,terima kasih Allah.Dan akhirnya, alhamdulillah keluarga kecilku
menjadi keluarga muslim yang bahagia berkat bulan yang mulia yaitu bulan
ramadhan. Kutulis pengalaman hidupku yang berharga ini dalam hatiku dan akan
selalu kunanti kedatanganmu bulan penuh kemuliaan bulan RAMADHAN.I LOVE
RAMADHAM SO MUCH.
MARHABAN
YA RAMADHAN
Cerita
oleh HASBI ASHSHIDDIQI
MA
YKUI MASKUMAMBANG
JSEMOGA
BERMANFAATJ