Senin, 04 Maret 2013

PEMUDA SEBAGAI AKTOR TERORISME
Sesungguhnya islam adalah agama yang cinta kedamaian dan ketentraman, tidak menyukai segala bentuk aksi kekerasan tanpa sebuah alasan. Sebagaimana dalam hadist: ‘Â’isyah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda,
إِنَّ اللهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ، وَ يُعْطِيْ عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعْطِيْ عَلَى الْعُنْفِ
“Sesungguhnya Allah itu Maha Santun, menyukai sikap santun dan memberi kepada kesantunan apa yang tidak diberikan kepada kekejaman.”
Tidak hanya itu, Allah SWT juga membenci orang-orang yang suka melakukan kekerasan terhadap sesama, lebih-lebih sebuah aksi tindak terorisme. Sebagai mana sabda Nabi SAW:
إِيَّاكُمْ وَ الْغُلُوَّ فِيْ الدِّيْنِ، فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ الْغُلُوُّ فِيْ الدِّيْنِ
“Berhati-hatilah kalian dari sikap ekstrim dalam beragama, (karena) sesungguhnya sikap seperti itulah yang telah menghancurkan umat sebelum kalian.”
Dari dua hadist di atas dapat kita petik sebuah pelajaran bahwa agama islam sangat menolak segala bentuk terorisme dan radikalisme karena itu sangat berakibat fatal terhadap susunan kehidupan umat. Lebih-lebih kepada para pemuda yang menjadi pondasi negeri ini. Seorang pemuda apabila terinveksi virus terorisme maka rusaklah masa depan dan keluarganya. Sudah jelas seperti itu tapi kenapa masih terjadi kasus seperti di bawah ini?
JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaku bom bunuh diri di JW Lounge Hotel JW Marriott, Jumat (17/7) pagi, ternyata seorang bocah di bawah umur. Berdasarkan hasil rekonstruksi dan sketsa wajah tim Disaster Victim Identification Markas Besar Polri diperkirakan, pelaku berusia 16-17 tahun, bukan 20 tahun seperti yang diberitakan sebelumnya.

Ciri unik lainnya, pelaku diperkirakan memiliki tinggi badan 180-190 cm. Namun, sayangnya, pihak kepolisian tidak mau berspekulasi mengenai ras dari pelaku bom bunuh diri yang menewaskan enam orang tersebut.

Berdasarkan selebaran yang dibagikan pihak kepolisian, ciri-ciri umum lainnya adalah berjenis kelamin pria, memiliki kulit putih, berambut pendek hitam dan lurus, serta berukuran sepatu 42-43.
Sementara itu, pelaku bom bunuh diri di Hotel Ritz-Carlton, seperti yang diberitakan sebelumnya, berjenis kelamin laki-laki, berumur 20-40 tahun, berkulit sawo matang, berambut lurus hitam dan pendek, serta tinggi badan sekitar 165 cm.

Berdasarkan kasus diatas jelas dan gamblang bahwa pemain dari skenario lingkaran setan terorisme ialah para aktor-aktor muda yang seharusnya menjadi generasi penerus  terbaik bagi negeri ini. Setetes tinta kotor terorisme dapat menghapus jiwa emas para pemuda. Sungguh ironis!

Banyak dari masyarakat awam yang tertipu, terlebih para pemuda dengan manipulasi terorisme. Mereka banyak yang menganggap bahwa terorisme ialah jihad fisabilillah, dan itu mereka terima saja tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Padahal sudah jelas dalam jihad fisabilillah Allah SWT tidak mengenankan kekerasan apalagi terorisme dan radikalisme.

Dan ironisnya lagi sebagian masyarakat banyak yang berasumsi bahwa apabila mati karena terkena bom yang diledakannya sendiri berarti mati syahid, bukan mati syahid yang didapat tapi mati gosong dan sangit. Kesalahkaprahan karena pemahaman sebagian masyarakat dan pemuda yang masih minim tentang makna terorisme sebenarnya patut kita luruskan sebagai kewajiban seorang muslim yang utuh. Sebelum itu mari kita ungkap terlebih dahulu sejarah dari lingkaran setan ini.

Terorisme pertama kali muncul dalam Revolusi Perancis tahun 1789 sampai 1797. Pengertian dari terorisme itu sendiri ialah segala bentuk tindakan kekerasan yang menindas atau merampas hak seseorang yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu. Mereka melakukannya hanya bergantung pada kemauan mereka sendiri, hanya meneruti kegeregetan mereka terhadap umat lain. Bentuk dari terorisme itu sendiri ada banyak sekali macamnya. Di negara ini banyak masyarakat yang berasumsi bahwa terorisme identik dengan pengeboman, ya sah-sah saja karena di negara yang minim mental ini sering terjadi terorisme dalam bentuk pengeboman seperti fakta di atas dan mirisnya lagi pemerannya adalah para pemuda kita.

 Bahkan ada bentuk terorisme secara halus sampai korbannya tak terasa. Seperti yang dilakukan Amerika terhadap negara penakut seperti ingus yang keluar masuk hidung, negara kita sendiri. Diteror secara halus hingga tak terasa dan tak berbercak. Sungguh lingkaran setan yang tiada batas.

Pada era yang kata orang sudah modern ini masih ada saja terorisme, negara telah memasuki era modern dan terorisme juga tidak mau ketinggalan. Mereka para King of Terorisme ikut memoderenisasikan dirinya dan kelompoknya secara imajinatif. Kenapa bisa dikatakan seperti itu?  Karena para pemeran dari skenario ini sudah bukan para King of Terorisme lagi, tapi berganti para pemuda yang masih fresh dan menjadi pondasi negeri ini.

Timbullah pertanyaan kenapa sekarang memakai aktor-aktor muda? Apakah para King of Terorisme sudah tua dan tidak kuat membawa bom lagi?

Ternyata bukan itu jawabanya. Jawabanya sangatlah mudah, karena pemuda-pemuda sekarang gampang direkrut dan diselewengkan pikirannya terutama keyakinan dan akhlaknya. Dengan iming-iming  dapat tiket VIP masuk surga dengan menjadi teroris kata King of Terorisme, maka masuklah para pemuda-pemuda kita dalam jerat jaring laba-laba terorisme yang tiada batas. Sulit untuk keluar dan dipastikan mati karena bom mereka sendiri atau mati ditembak karena tertangkap Densus 88. Seperti fakta diatas, bom bunuh diri yang mereka lakukan dengan rasa bahagia karena sudah pasti masuk surga yang merupakan pemikiran terbodoh! Sudah tubuh hancur terkena bom hancur pula di akhirat, sungguh kasihan! Apa saja yang menyebabkan para pemuda gampang dijadiakan aktor-aktor terorisme?

Faktor-faktor kenapa para pemuda gampang dijadikan aktor-aktor terorisme diantaranya:

 Yang pertama ialah faktor ekonomi, banyak diantara pemuda kita yang berpotensi tapi pengangguran. Para King of Terorisme menggunakan kesempatan itu untuk merayu mereka para pemuda dengan uang yang banyak, yang dapat mereka gunakan untuk keluarganya, dari situ para pemuda terjebak dan tertipu.

Ya disinilah kelemahan para pemuda kita, hanya dengan materi mereka dapat terjebak begitu saja dan menukarkan dirinya untuk perbuatan bejat terorisme. Disini menujukan bahwa faktor kemiskinan juga mempunyai andil dalam terciptanya terorisme di negeri ini. Apakah pemerintah hanya diam saja melihat skenorio perusakan pemuda bangsa ini? Tanyakan pada pemerintah apa yang dilakukannya!

Yang kedua ialah kurangnya pengetahuan dan ilmu para pemuda, karena kesalahpahaman dan ketidaktahuan para pemuda secara mendalam tentang arti jihad fisabilillah , hanya dengan iming-iming bisa masuk surga karena mati syahid menjadi teroris dan dengan cara inilah para King of Terorisme berhasil mengubah jalan pikiran para pemuda.

 Kurangnya pengetahuan para pemuda tentang arti jihad fisabilillah menjadi sasaran empuk para King of Terorisme untuk menjadikan mereka aktor dalam permainannya. 

Seharusnya kita sebagai pemuda selalu menggunakan waktu kita untuk menambah ilmu kita, sehingga kita tidak dengan mudah terjebak dalam naungan terorisme, lebih-lebih pemuda muslim karena Nabi SAW telah bersabda yang artinya:
“ Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan “

Yang ketiga ialah mental atau psikologi  mereka, tahu sendiri bahwa mental ketika muda khususnya para  remaja sangatlah labil, karena masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Dimana rasa ingin tau mereka sangat besar untuk mencoba hal-hal yang baru. Hanya diberi informasi kalau menjadi teroris dapat masuk ke surga karena mati syahid, mereka menelannya mentah-mentah tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Ya akibatnya banyak sekali para pemuda yang terjerat kasus terorisme, malangnya!

Begitu juga dengan emosi mereka, kadang kala seorang pemuda mempunyai semangat yang menggelora dan rasa malas yang tak kala juga. Rasa semangat dan emosi merekalah yang dimanfaatkan oleh para King of Terorisme untuk merekrut dan menjadikan mereka aktor-aktor terorisme. Dengan memberikan informasi dan pengajaran anti toleransi terhadap sesama dan menggenjot semangat mereka hingga membara dan mau melakukan apa saja. Tamatlah riwayat para pemuda di tangan King of Terorisme.

Yang terakhir ialah konsistensi mereka, berupa keyakinan yang dengan mudah digoyahkan karena kebanyakan para pemuda hanya melihat dari satu sisi saja ketika mau menjadi seorang teroris. Mereka hanya melihat dari sudut pandang dan pemikiran mereka sendiri tanpa memperhatikan apa nanti dampaknya. Tidak hanya itu, para pemuda juga tidak pernah berpikir panjang dalam mengambil segala bentuk keputusan, terutama keputusan yang menyangkut kehidupan dan martabat mereka.

Sesungguhnya apa yang dilakukan para King of Terorisme ialah berlebih-lebihan dalam agama ( Al Ghulu Fiddin ) yang mana mereka hanya berpikir untuk memberantas orang-orang yang bukan seagama. Dan hanya mengunggulkan agamanya sendiri atau terlalu alay dalam agama bahasa kerennya, tapi kenyataanya orang yang seagama pun terkena imbasnya. Belum lagi dampak negatif yang di timbulkan bagi umat. Allah SWT jelas tidak menyukai orang-orang tersebut. Sebagaimana firmannya:

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلا تَقُولُوا ثَلاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا

Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.

Berlandaskan pada ayat di atas, seharusnya para pemuda sudah sadar dan paham bahwa yang dilakukan para terorisme dibenci oleh Allah SWT. Apa kita sebagai seorang pemuda mau menjadi musuh Allah SWT? Tentu saja tidak maukan?

Oleh karena itu, jauhilah yang namanya virus lingkaran setan ini, jaga jiwa emas kita sebagai pemuda negeri. Jangan sampai kita menjadi aktor dari permainan skenario setan ini, mari kita wujudkan pemuda Indonesia yang lebih baik dan jauh dari kata terorisme, radikalisme, dan kekerasan. Jika masa depan dari pemuda-pemuda kita telah hancur karena terorisme, tentu saja secara otomatis masa depan negeri ini akan hancur pula. Kita tidak bisa membayangkan seperti apa negeri ini jika pondasinya roboh dan hancur.
Ada angin berembus ada pula kabar berembus di masyarakat. Banyak orang-orang yang menghubungkan terorisme dengan pesantren.

Sebenarnya ada apa dibalik terorisme dan pesantren khususnya para santri (pemuda pesantren)? Adakah hubungan timbal baliknya? Kenapa kebanyakan orang-orang menganggap seperti itu?

Banyak orang yang berpikir terutama orang-orang non muslim bahwa pesantren adalah gudangnya terorisme, sarang terorisme dan sumber terorisme. Inilah yang akan kita ungkap karena dalam dunia pesantren islam mengecam adanya kekerasan, apalagi segala bentuk terorisme. Dalam dunia pesantren para santri juga di ajarkan tentang toleransi beragama, baik yang terkait dengan persoalan agama maupun hubungan antar sesama manusia, dan mereka juga mengetahui arti sebenarnya dari jihad fisabilillah.Terutama masalah ilmu-ilmu agama yang sudah jelas landasannya.Tapi mengapa masih ada saja santri yang menjadi aktor terorisme?

 Jika ada dugaan satu atau dua pesantren yang terlibat lingkaran setan terorisme terutama para santrinya yang menjadi aktornya, jangan disamaratakan bahwa semua pesantren itu sarangnya terorisme, jangan digeneralisasikan. Di situ akan timbul asumsi negatif terhadap semua pesantren yang ada di negeri ini dan jangan sampai kita mengambil suatu tindakan yang dapat merugikan semua pihak.

Walaupun ada dugaan yang mengatakan bahwa  aktor terorisme dari golongan santri pesantren, maka pelakunya bersifat melokalisir permasalahan dan memerlukan pembinaan. Dari situ kita dapat meluruskan kembali akidah para santri. Perbandingannya dari 1000 santri hanya ada 1  santri yang melakukan tindakan menyeleweng. Mengapa bisa demikian?

Karena fakta membuktikan bahwa para santrilah yang menjadi pondasi yang paling kuat bagi negeri ini di masa depan, karakter yang kuat telah di ajarkan di pesantren dan mereka juga di berikan bekal-bekal tata cara hidup sesuai dengan islam. Oleh karena itu, masih banyak sekali para santri yang mengetahui tentang kejinya tindakan terorisme. Masih banyak para santri yang mempunyai jiwa anti terorisme.

Dan sudah jelas di atas diterangkan bahwa islam benar-benar melarang tindakan kekerasan umat dan juga mengajarkan tentang toleransi agama. Semua hal tersebut telah tertanam pada jiwa seorang santri. Jadi sudah jelas bahwa para santri masih banyak yang mengetahui kejinya dan nistanya sebuah terorisme.

Pada dasarnya pesantren mempunyai hubungan dengan terorisme, tapi tidak semua pondok pesantren memiliki andil terhadap hal tersebut. Untuk itu sebagai generasi islam yang utuh kita wajib untuk meluruskan sebagian umat islam yang menyeleweng dan meluruskan asumsi masyarakat serta para pemuda tentang bahayanya terorisme.

Bagaimana cara untuk membebaskan islam dan santri pesantren dari lubang terorisme ini?
Sebagai generasi islam yang utuh, ini merupakan kewajiban kita semua, dengan cara memberikan pengertian secara utuh tentang terorisme kepada pemuda secara umum dan kepada pemuda islam khusunya, bahwa sudah jelas Allah SWT membenci sebuah kekerasan yang merebut hak orang lain tanpa alasan yang pasti.

Dengan perkembangan teknologi yang maju sekarang ini dapat kita jadikan media berdakwa guna meluruskan pemahaman umat tentang terorisme, dari teknologi tersebut kita bisa langsung berdakwa ke banyak umat tanpa harus bersusah payah. Dan yang paling penting ialah kita harus menanamkan jiwa anti terorisme dalam hati dan pikiran kita, karena itu akan berpengaruh pada tindakan kita sebagai seorang pemuda muslim yang utuh.

Dengan memberikan pendidikan secara formal di lembaga-lembaga pendidikan, seperti sekolahn dan pesantren sehingga para generasi penerus dapat mengetahui apa itu terorisme. Dari tingkatan yang paling bawah, menengah hingga semua lapisan masyarakat dapat mengetahuinya sacara benar dan jelas.

Oleh karena itu, kita harus bisa mewujudkannya dengan berbagai upaya karena ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menjaga dan melindungi para pemuda dari lingkaran setan terorisme. Sehingga di masa mendatang sudah tidak ada lagi aktor-aktor terorisme, tidak ada lagi kekhawatiran masyarakat terhadap terorisme dan tidak ada lagi miskomunikasi atau kesalahpahaman tentang terorisme. Akan tetapi bagaimana upaya kita untuk menanggulanginya sebagai seorang pelajar?

Sebagai seorang pelajar yang dapat kita lakukan ialah memberikan pemahan kepada teman-teman kita tentang arti dan pengertian terorisme secara utuh dan jelas, dengan melakukan diskusi secara bersama merupakan sesuatu yang dapat kita lakukan. Selain itu, sebagai seorang pelajar kita harus bisa menanamkan dalam jiwanya bahwa terorisme dapat merusak masa depan kita, merusak impian kita dan usaha kita selama ini untuk itu akan sia-sia bagaikan kertas terbakar oleh api. Wow??

Sebegai generasi penerus dan pondasi dari negeri ini, mari kita wujudkan langkah-langkah tersebut agar bisa terealisasikan dan tidak hanya menjadi lelucon saja! Sehingga di masa depan Indonesia bisa melangkah di atas jalan pelangi kesuksesannya, dapat mengayomi dan mensejahterahkan bangsanya khusunya para pemuda dari jerat terorisme.

 Semoga Indonesia dapat terbebas dari jerat terorisme dengan upaya-upaya yang kita lakukan sebagai pemuda, generasi penerus dan pondasi negeri ini. Semangat! Amin Ya Robbal Alamin J.


                                                                                      HASBI DIQI