Senin, 01 April 2013

MY FIRST RAMADHAN

“Huh…dingin sekali…salju turun terus…” ucapku.
“Nih secangkir coklat panas..” tawar Jane padaku.
“Terimah kasih…nikmatnya….” jawabku.
                                                                                                      
Kita bercakap-cakap di depan cerobong asap sambil menghangatkan badan,di living kost tepatnya di jalan Rossella blok E United Kingdom. Aku adalah Alice Muchtar mahasiswa Oxford University dari Indonesia,selama 7 tahun aku menempuh pendidikan di UK hari ini adalah hari yang paling membahagiakan bagiku walaupun hari ihi dingin sekali karena tepat pukul 07.00 waktu setempat besok, aku akan kembali ketanah air  untuk melakukan tugas peraktekku yang merupakan persyaratan resmi dari fakultas kedokteran sebelum diwisuda.Aku mengajukan pada pihak universitas untuk praktek di Indonesia,dan pihak universitas menyetujuinya.Pihak universitas menyerahkan sepenuhnya kepadaku mau mengabdi di lembaga apa, asalkan nanti ada surat resminya dari pihak lembaga.

Pamflet besar bertuliskan “WELCOME TO INDONESIA” di depan bandara Juanda menyambutku ,tak terasa selama 7 tahun aku meninggalkan tanah air akhirnya aku dapat pulang ke tanah kelahiranku  yaitu kota Gresik Berhias Iman.Mobil taxi berhenti di depan rumah yang tak begitu besar namun luas,di depanya ada seorang wanita tua berambut pendek,dia adalah mamaku tersayang.

“Mama………..” teriakku sambil berlari ke arahnya dan memeluknya dengan pelukan  sangat erat untuk melepas rindu.

“Tuhaaaaaan akhirnya anakku pulang juga…terima kasih tuhaan,Alice kamu kok kurusan nak?” tanya mama dengan tetesan air matanya yang begitu tulus.

“Iya ma…gak papa ini perjuanganku mama, diluar sana untuk mencari ilmu…” jawabku ikut menangis karena sudah lama tidak bertemu dengan mama.

Setelah temu kangen dengan mama,aku langsung istirahat di kamar pinkku karena sangat lelah sehabis menempuh perjalanan yang  jauh dari UK ke Singapura lalu ke Indonesia.

                Mentari menampakan dirinya ditemani suara merdu kicauan burung-burung.Hari ini aku akan mengurus data-data di Surabaya,guna masa praktekku.Dan aku mengambil praktek di sebuah lembaga pendidikan keislaman dengan tujuan untuk mencari pengalaman baru dengan orang-orang yang berbeda kepercayaan denganku.Pondok pesantren Al-Mujahid nama lembaga itu, yang terletak tak jauh dari Bengawan Solo berada di Kecamatan Dukun dan satu kabupaten denganku. 

“Ma…” panggilku.

“Ada apa lis…’ jawab mama sambil mempersipkan makan malam.

“Sehabis mengurus data-data tadi untuk keberangkatanku besok ke pesantren,aku kok jadi ragu ya ma…….” curhatku pada mama.

“Ragu kenapa?” tanya mama penasaran padaku.

“Ya gitu ma…..aku yang beragama katolik besok tinggal di mana semua orang di sekitarku adalah muslim,aku jadi ngerasa minder di tambah bentar lagi memasuki bulan puasa.Rasanya aneh aja,semua orang berjilbab panjang sedangkan aku tidak…….” ceritaku pada mama.

“Lo itukan pilihan kamu sendiri…mamakan uda nyaranin kamu untuk ngambil praktek di dinas kesehatan saja ….. kamu nya yang nggak mau” jawab mama.

“Terus kamu berjilbab aja…kan dari luar biar terlihat sama dengan mereka…” tambah mama.

“Ah enggak ma…. berarti aku membohongi mereka semua dong,lebih baik aku tampil apa adanya asalkan sopan,aku yakin mereka semua pasti menerima aku dengan apa adanya…” jawabku sambil kemas-kemas pakaian untuk besok.

“Ya sudalah terserah kamu saja….gitu aja kok repot…ayo makan” jawab mama.

Keesokan harinya aku berangkat ke pesantren dan kebetulan hari itu adalah awal bulan puasa yang pastinya semua orang yang ada di pesantren berpuasa tapi aku jelaslah tidak.Sesampai di pesantren tepat di depan gerbang aku agak canggung semua,tapi rasanya tenang sekali ketika menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di pesantren dan  tak kusangka sambutan mereka sangat rama dan santun  di tambah dengan lingkungan yang tentram.

Dan uniknya lagi di pesentren itu laki-laki dan perempuan dipisah padahal setahuku sekolahankan tidak ada yang dipisah.Dan itu membuatku sangat kagum ,baru menginjakan kaki untuk pertama kalinya aku sudah dibuat kagum dengan keindahan islam.

Setelah beberapa hari tinggal di pesentren dan memasuki bulan puasa disana,melihat rutinitas para santri  hatiku jadi tergerak untuk ikut kegiatan mereka,padahal aku sebelumnya sangat malas untuk mengikuti kegiatan yang membosankan,tapi disini berbeda aku malah jadi bersemangat untuk mengikutinya.

Terutama yang paling ingin aku ikuti ialah pengajianya, walaupun ketika waktu itu aku masih seorang non muslim.Tapi mereka tidak menjauhiku malah mereka secara perlahan-lahan mengajakku untuk selalu ikut kegiatan mereka dan aku pikir kegiatannya semua positif.Untuk kedua kalinya aku di buat begitu kagum oleh islam.

“Dug…dug….”suara bedug ditabuh menandakan adzan akan dikumandangkan.Semua santri berkumpul di ruang makan untuk berbuka puasa,melihat mereka dengan lahap makan di penuhi dengan suasana kesederhanaan membuat hatiku terharu,ketika di UK aku tidak pernah menemukan suasana senyaman ini. Dan berbeda sekali dengan kehidupanku di UK yang selalu glamor.

“Bu Dokter tidak buka puasa….?” tanya salah seorang santriwati kecil.

“Oww..iyaa…” jawabku bohong,aku merasa malu pada anak itu diusianya yang masih belia di mampu menjalankan tugas agamanya dengan baik. Tapi aku seorang non muslim tidak ada kewajiban bagiku untuk berpuasa.

Aku langsung  bergabung dengan mereka yang penuh  dengan kesahajaan di bulan nan suci ini.Setelah itu mereka melaksanakan sholat yang disebut sholat tarawih,dan aku kembali ke kamar.

Di kamar aku coba mengaca diri,dari kejadian-kejadian yang aku alami selama di pesantren dan mengenal islam lebih dekat membuat hatiku bimbang.Semalaman aku tidak bisa tidur dan hatiku seakan-akan ada yang mengajak untuk mengenal islam lebih dalam lagi.

“Agama apa yang sebenarnya paling benar..?Dan mengapa di bulan ini aku merasa lebih tenang,lebih bahagia yang tidak seharusnya aku merasakan ini karena aku bukanlah seorang muslim…?” tanyaku dalam hati dengan penuh kebingungan,tidak tau perasaan apa ini yang menghampiriku.

Keesokan harinya,aku menceritakan semua yang kurasakan pada Bu Ustadzah,setelah mendengarkan ceritakku Bu Ustadz senyum ke arahku sambil meneteskan air mata.

“Subhanaallah….Allahu akbar….” ucap Bu Ustadz.

“Kenapa bu…?” tanyaku heran.

“Hidayah Allah sudah datang nak,Allah menunjukan shirothol mustaqim padamu nak di bulan yang mulia ini,inginkah engkau masuk islam…dan meninggalkan agamamu?” tanya Bu Ustadzah dengan tetesan air matanya.

“Maksudnya…Bu Ustadzah  kenapa nangis…..?” tanyaku masih kebingungan.

“Kau merasa bahwa agama yang selama ini kau peluk terasa tidak pas dan mantap dihatimu semenjak kau tau islam selama dua hari ini dan kau mengalami pergolakan,bimbang dalam hatimu.Rasanya islam adalah yang benar,bukan begitu?” tanya Bu Ustadzah balik.

“Iya bu…seperti itulah yang aku rasakan……” jawabku.
“Itulah yang dinamakan hidayah dari Allah,di bulan yang mulia ini Allah memberikan itu padamu agar kamu menuju jalan yang lurus,menjadi seorang muslimah…maukah kau anakku?” tanya Bu Ustadzah.

Diriku menarik napas panjang dan air mataku tak bisa kubendung lagi sambil berkata:” Iya,saya siap menjadi seorang muslim bu….” .Dan ketika itu hatiku terasa amat tenang.

“Alhamdulillah ya Rob…Alhamdulillah….” jawab Bu Ustadzah dengan memegang pipiku dan memandangiku dengan penuh kebahagiaan.

Setelah aku bersyahadat dan melakukan proses-prose menjadi muallaf serta telah menjadi muslimah secara utuh,aku mengerti kenapa bulan puasa atau ramadhan disebut bulan mulia,karena bulan mulia ini telah mengantarkanku menuju sebuah kemuliaan menjadi seorang muslim.

Menjadi seorang muslim membawa perubahan yang sangat besar padaku,mulai dari jiwaku hingga penampilanku yang  sebelumnya bergaya ke-Eropaan yang didominasi pakaian serba terbuka,sekarang menjadi berjilbab panjang dan sangat tertutup.Hanya dalam hari yang singkat ini Allah memberikan petunjuk padaku lewat tugas praktekku dan tak salah aku memilih pesantren ini.

“Alhamdulillah sekarang Bu Dokter sudah menjadi dokter muslimah…” ujar Fatimah pengasuh pondok putri.

“Iya…Bu dokter kelihatan tambah cantik….jadi kalah saingan nih” sahut  Zizi santri belia yang mengispirasiku.

“Bisa saja…iya saya juga mohon bimbingannya…” jawabku.

Aku mulai ikut berpuasa bersama para santri,rasanya sangat bahagia sekali bisa berpuasa yang sebelumnya aku tidak pernah menjalankannya.Memang awalnya sangat berat menahan rasa lapar dan haus,tapi dari situ aku mengerti bagaimana rasanya orang yang tidak makan,orang yang kelaparan dan semua itu menjadikan aku untuk selalu bersyukur pada Allah SWT dengan keadaanku sekarang ini.

“Zi…Bu Dokter boleh minta tolong nggak?” tanyaku pada gadis yang sudah hafal Al-Qur’an itu.

“Boleh…Bu Dokter yang cantik ini mau minta tolong apa…..?” jawabnya.

“Tolong ajari Bu Dokter ngaji ya…Bu dokter ingin banget bisa ngaji kayak kamu….?”pintaku padanya.    
  
“Alhamdulillah….Subhanallah…iya-iya bu aku mau banget nanti kita juga bisa darusan bersama…” jawab anak itu.

Di bulan yang mulia ini ku ungkapkan perasaan sangat bahagia sampai tidak bisa kuungkapkan dengan kata-kata,di bulan yang mulia ini aku bisa menjadi hamba tuhan yang paling mulia di semesta alam yaitu hamba Allah SWT.

Di bulan yang mulia ini aku mengenal panutan hidup yang paling mulia yaitu Rosullullah Muhammad SAW,di bulan yang mulia ini kukenal dan kubaca kitab pegangan hidupku yang paling mulia diantara semua kitab yaitu Al-Qur’an Al karim.Dan dibulan yang mulia ini aku mendapat hidayah dan menjadi seorang muslimah,rasa sangat sedih jika ditinggalkan oleh bulan yang mulia ini.Belum tentu tahun depan aku dapat berjumpa dengannya lagi.Bulan Ramadhan bulan penuh kemuliaan.

Tak terasa sudah dua minggu aku menjadi dokter mantan kafir di pesantren ini,kuisi dua minggu terakhir bulan ramadhan ini selain memeriksa santri-santri juga dengan banyak-banyak beramal dan memperdalam lebih jauh lagi tentang islam
.
“Assalamualaikum Bu Dokter…” sapa Bu Ustadzah.

“Waalaikumussalam bu…” jawabku.

“Gimana rasanya menjalankan amal ibadah dengan puasa di bulan yang mulia ini…?” tanya Bu Ustadzah dengan senyumnya yang menawan.

“Alhamdulillah bu… senang sekali lebih-lebih sekarang saya seorang muslimah,rasanya jiwa saya terlahir kembali…sungguh bulan yang penuh dengan kemuliaanya.Dulu ketika saya UK tidak pernah tau apa itu puasa dan jujur saja tahun lalu saya tidak berpuasa,sungguh kebahagiaan yang tak ternilai harganya dapat menjalankan amal kebaikan di bulan yang suci ini bu……dan bahagia sekali menjadi hama Allah” jawabku.

“Alhamdulillah bu,semoga Allah selalu melimpahkan berkah kepada kita…..ibu termasuk orang yang beruntung baru beberapa hari di pesantren sudah mendapat hidayah dari Allah……  ” ujar Bu Ustadzah.

“Amiiiiin….” jawabku lagi.

Tak terasa tinggal menghitung hari saja,hari kemanangan sudah di depan mata.Perasaanku sangat bahagia dan juga sangat sedih karena harus meninggalkan bulan yang mulia ini,belum tentu tahun depan aku bisa berjumpa lagi dengannya,bisa berbuka puasa,sahur dengan para santri,tadarusan dan sholat tarawih bersama,sungguh nikmat yang tak ternilai harganya.Setelah lebaran aku izin kepesantren untuk pulang selama beberapa hari guna mengunjungi mama di rumah.

“Ting…tung…Assalamualaikum…” mencet bel dan mengucapkan salam.

“Iya sebentar….” jawab mama,sudah tau aku dari suaranya.

Mama membuka pintu dan…..

“Siapa kamu..?” tanya mama,mama pangling kepadaku.

“Ini aku ma…Alice…anak mama,masak lupa?...” jawabku

“Aliceee….” jawab mama terheran-heran sambil memandangiku.

“Kamu sekarang berjilbab….” tambah mama dan masih tidak percaya kalau itu adalah aku.

Kami masuk kedalam rumah dan aku menceritakan semua yang terjadi pada diriku kepada mama selama di pesantren dan aku juga menyatakan bahwa sekarang aku adalah seorang muslim. Mama hanya diam saja dan tidak bicara sepatah kata pun,di pikiranku waktu itu mama pasti tidak setuju.

Tapi selama beberapa hari di rumah,aku tunjukan perubahanku mulai dari sikapku sampai pakaianku kepada mama dengan tujuan supaya mama tau bahwa menjadi seorang muslimah itu indah seindah bulan yang membawaku pada islam.Ketika hari terakhir  dirumah, aku pamitan kepada mama untuk kembali ke pesantren.Dari kemarin mama masih  tidak mau bicara sama sekali kepadaku.

“Ma…Alice balik dulu ke pesantren..Assalamualaikum” pamitku pada mama sambil mencium tangan mama yang sebelumnya aku tidak pernah mencium tangan mama.Biasanya aku cuma cipika-cipiki saja.Aku membuka pintu dan membawa barang-barang dengan berat hati karena mama diam saja dengan perubahanku menjadi seorang muslimah.TIBA-TIBA ……………

“Alice…………..” panggil mama.

Aku menoleh kearah mama
“Mama mau  ikut ke pesantren…………” ujar mama.
“Lo…mama kenapa mau ikut alice ke pesantren?” tanyaku heran.

“Setelah mama lihat perubahanmu semenjak menjadi muslim,hati mama jadi iri padamu.Rasanya tenang dan indah sekali dapat memeluk agama islam………..” jelas mama padaku.

Aku hanya bisa menangis memeluk mama dan tak menyangka mama juga mau memeluk agama islam.Disini Allah menunjukan hidayah-NYA,terima kasih Allah.Dan akhirnya, alhamdulillah keluarga kecilku menjadi keluarga muslim yang bahagia berkat bulan yang mulia yaitu bulan ramadhan. Kutulis pengalaman hidupku yang berharga ini dalam hatiku dan akan selalu kunanti kedatanganmu bulan penuh kemuliaan bulan RAMADHAN.I LOVE RAMADHAM SO MUCH.

MARHABAN YA RAMADHAN

Cerita oleh HASBI ASHSHIDDIQI

MA YKUI MASKUMAMBANG

JSEMOGA BERMANFAATJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar