BOSAN JADI SANTRI
Santri adalah
pelajar yang menimbah ilmu di pondok pesantren, pelajar alim dan santun yang
memiliki segudang ilmu agama. Tapi kurang gaul, kalah pengetahuan dan gagap
teknologi. Bisanya minta sumbangan dari pintu kepintu, apa benar itu?
Jawabannya
pastilah TIDAK! Karena sudah banyak buktinya di sekitar kita, lihat saja para
pembesar negara ini seperti KH.Ahmad Dahlan dan KH.Hasyim Asy’ari dua sejoli
pendiri organisasi terbesar di negara ini, mereka dulunya adalah seorang
santri. Tidak hanya itu, bahkan sekarang banyak para orang-orang penting negeri
ini yang juga dulunya seorang santri, para penulis buku banyak sekali dari
kalangan yang berasal dari pesantren.
Tapi
kenyataannya sekarang santri-santri tidak banyak yang meniru mereka-mereka para
santri yang sukses. Kebanyakan santri sekarang banyak yang malas-malasan dan
kurang produktif. Sudah banyak buktinya sekarang disekitar kita. Dalam
ajang-ajang olimpiade internasional banyak diperebutkan anak-anak dari sekolah
negeri dan sekolah Kristen. Mana batang hidung santri? Apakah cuma jadi
penonton saja?
Malu sama orang-orang
di atas dan para ulama! Padahal di pesantren telah banyak di ajarkan pelajaran
agama, dan ternyata tidak hanya pelajaran agama saja, umumnya juga tidak
ketinggalan. Sudah seimbang antara dunia dan akhiratnya begitu juga komplit
ilmunya. Sesungguhnya menjadi seorang santri memiliki nilai plus tersendiri dan
pastilah berbeda dengan anak sekolah lain.
Dari segi
keilmuan, seorang santri sebenarnya
patut bersyukur karena pada hakikatnya mereka mendapatkan ilmu yang
seimbang untuk dunia dan akhiratnya. Di pesantren mereka mendapatkan
pengetahuan umum yang menjadi bekal mereka ketika masuk universitas dan ketika
memasuki dunia kerja yang penuh dengan persaingan. Disamping itu, mereka juga
mendapatkan ilmu tentang akhirat yaitu ilmu agama, yang menjadi pondasi mereka
ketika hidup bermasyarakat dan menjadi landasan hukum untuk dirinya sendiri guna
menuju sebuah kebajikan.
Begitu
sempurnanya ilmu yang di dapat para santri. Tapi tidak semua santri menyadari
hal itu, banyak di antara mereka yang awalnya masuk pesantren masih gengsi
termasuk si penulis sendiri. Tapi ketika kita sudah mengetahui hikmah dan
manfaat masuk pesantren, tidak bakalan menyesal sekolah di pesantren.
Tapi kenapa
masih ada santri malas-malasan? Datang ke sekolah hanya untuk dapat uang jajan
saja, di sekolah tidak pernah memperhatikan guru ketika mengajar dan tidak bisa
apa-apa. Ditanya ada berapa rukun islam tidak bisa jawab, Itu salahnya sendiri!
Oleh karena itu
bosan jadi santri sekarang, jadi santri yang biasa-biasa saja. Seharusnya kita
menjadi santri yang LUAR BIASA, sudah tidak jaman sekolah hanya minta uang lalu
pergi dan membuat pulau di atas bangku. Sudah tidak jaman waktu ujian nyontek
dan ngerpek. Sudah tidak jaman sekolah malas-malasan dan “klemar-klemer”. Mau
nanti para santri jadi sampah masyarakat? Jangan sampai itu terjadi!
Sekarang sudah
saatnya kita sebagai seorang santri berbenah diri dan menunjukan pada dunia
bahwa santri juga tidak kalah dengan anak sekolah negeri. Tunjukan pada dunia
kalau para santri dapat di banggakan dan di acungi jempol. Makanya jadilah
santri yang luar biasa, luar biasa dalam akhlak, luar biasa dalam ibadah, luar
biasa dalam ilmu dan prestasi dan juga luar biasa dalam segala hal kecuali
maksiat. SAY NO!
Sehingga kelak
para santri dapat memimpin dunia ini dan masa kejayaan islam akan bangkit
kembali. Jadi jangan mau jadi yang biasa-biasa saja tapi harus luar biasa!!
Harus luar biasa!! SEMANGAT…….:)
BY :
HASBI DIQI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar